Tembok Raksasa Cina atau Tembok Besar Cina (hanzi tradisional: 長城; hanzi sederhana: 长城; pinyin: Chángchéng), juga dikenal di Cina dengan nama Tembok Sepanjang 10.000 Li (萬里長城; 万里长城; Wànlĭ Chángchéng) merupakan bangunan terpanjang yang pernah dibuat manusia, terletak di Republik Rakyat Cina.
Tembok Raksasa Cina dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Pada tahun 1987, bangunan ini dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
Tembok Raksasa Cina tidak panjang terus menerus, tapi merupakan
kumpulan tembok-tembok pendek yang mengikuti bentuk pegunungan Cina
utara. Pada tanggal 18 April 2009,
setelah investigasi secara akurat oleh pemerintah Republik Rakyat Cina,
diumumkan bahwa tembok raksasa yang dikonstruksikan pada periode Dinasti Ming panjangnya adalah 8.851 km.
Menurut catatan sejarah, setelah tembok panjang dibangun oleh Ming,
barulah dikenal istilah "changcheng" (长城, "tembok besar" atau "tembok
panjang"). Sebelumnya istilah tersebut tidak ditemukan. Istilah Tembok Raksasa Cina dalam Bahasa Mandarin adalah "wanli changcheng", bermakna "tembok yang panjangnya 10 ribu li". Pada masa sekarang istilah ini resmi digunakan.
Pada tahun 2009, Badan Survei dan Pemetaan dan Badan Administrasi
Warisan Budaya Republik Rakyat Cina melakukan penelitian untuk
menghitung ulang panjang Tembok Raksasa Cina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tembok Raksasa Cina lebih panjang daripada rentang yang saat ini diketahui. Menurut pengukuran, panjang keseluruhan tembok mencapai 8.850 km.
Proyek tersebut juga telah menemukan bagian-bagian tembok lain yang
panjangnya 359 km, parit sepanjang 2232 km, serta pembatas alami seperti
perbukitan dan sungai sepanjang 2232 km. Rentang rata-rata Tembok Raksasa Cina adalah 5000 km, umumnya dikutip dari berbagai catatan sejarah.
Tembok besar Cina disebut-sebut sebagai salah satu bangunan buatan manusia yang terlihat dari ruang angkasa dengan mata telanjang. Namun, setelah dilakukan investigasi oleh para astronot, persepsi tersebut tidak benar. Dari orbit yang rendah, bangunan buatan manusia seperti jalan, kapal laut, kota
dan lain-lain memang dapat terlihat, namun pada saat melewati orbit
bumi dengan tinggi puluhan ribu kaki, tak satu pun benda di permukaan
bumi yang dapat terlihat, termasuk Tembok Raksasa Cina. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan NASA: "The Greatwall can barely be seen from the Shuttle, so it would not be possible to see it from the moon with the naked eye".
Astronot Cina pertama yang diluncurkan di ruang angkasa pada tahun 2004, Yang Li-wei, juga menyatakan bahwa ia tidak dapat melihat bangunan tersebut.
Persepsi mengenai terlihatnya tembok raksasa dari ruang angkasa sudah menjadi mitos, bahkan ditulis ke dalam buku pelajaran sekolah di Cina. Bukti terawal berasal dari tulisan kolektor barang antik asal Inggris bernama William Stukeley tahun 1754 yang membandingkan tembok besar Cina dengan Tembok Hadrian di Inggris dengan menyatakan bahwa Tembok Hadrian di Inggris hanya dapat dikalahkan oleh Tembok Raksasa Cina, yang merupakan bangunan penting di dunia, sehingga bisa jadi terlihat dari bulan ("This mighty wall of 4 score miles in length is only exceeded by the Chinese wall, which makes a considerable figure upon the terrestrial globe, and may be discerned at the moon.") Buku karya Richard Halliburton, petualang asal Amerika pada tahun 1938 yang berjudul "Second Book of Marvels", semakin membuat orang-orang percaya bahwa tembok raksasa dapat dilihat dari ruang angkasa.
“ | Tembok Raksasa Cina ini hampir tidak terlihat dari dalam Kapsul pesawat (antariksa), sehingga tidak mungkin dapat terlilat dari bulan dengan mata telanjang | ” |
Persepsi mengenai terlihatnya tembok raksasa dari ruang angkasa sudah menjadi mitos, bahkan ditulis ke dalam buku pelajaran sekolah di Cina. Bukti terawal berasal dari tulisan kolektor barang antik asal Inggris bernama William Stukeley tahun 1754 yang membandingkan tembok besar Cina dengan Tembok Hadrian di Inggris dengan menyatakan bahwa Tembok Hadrian di Inggris hanya dapat dikalahkan oleh Tembok Raksasa Cina, yang merupakan bangunan penting di dunia, sehingga bisa jadi terlihat dari bulan ("This mighty wall of 4 score miles in length is only exceeded by the Chinese wall, which makes a considerable figure upon the terrestrial globe, and may be discerned at the moon.") Buku karya Richard Halliburton, petualang asal Amerika pada tahun 1938 yang berjudul "Second Book of Marvels", semakin membuat orang-orang percaya bahwa tembok raksasa dapat dilihat dari ruang angkasa.
Sejarahnya, pembangunan tembok adalah salah satu bagian terpenting dalam sejarah arsitektur bangsa Cina, yakni untuk membatasi wilayah-wilayah perkotaan dan perumahan.
Berbagai teori mengapa tembok besar didirikan antara lain sebagai
benteng pertahanan, batas kepemilikan lahan, penanda perbatasan dan
jalur komunikasi untuk menyampaikan pesan.
Berdasarkan bukti tertulis yang bisa diterima umum, pada dasarnya Tembok Raksasa Cina dikonstruksikan mayoritas pada periode Dinasti Qin, Dinasti Han dan Dinasti Ming. Namun, sebagian besar rupa tembok raksasa yang berdiri pada saat ini merupakan hasil dari periode Ming.
Berdasarkan bukti tertulis yang bisa diterima umum, pada dasarnya Tembok Raksasa Cina dikonstruksikan mayoritas pada periode Dinasti Qin, Dinasti Han dan Dinasti Ming. Namun, sebagian besar rupa tembok raksasa yang berdiri pada saat ini merupakan hasil dari periode Ming.
No comments:
Post a Comment